Setiap makhluk hidup di Bumi ini memerlukan udara untuk hidup,
termasuk manusia. Udara merupakan komponen yang vital bagi kehidupan.
Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan
manusia, kualitas udara justru semakin buruk.
Apa yang terkandung dalam udara yang kita hirup setiap saat? Makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, tinggal di lapisan atmosfer
Bumi yang paling bawah yaitu troposfer. Kandungan udara pada troposfer
terdiri atas Nitrogen (78.17%), Oksigen(20.97%), Argon (0.9%),
Karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan
gas lainnya seperti Neon, Krypton, Hidrogen, dan Helium.
Tumbuhan merupakan penghasil oksigen utama
di Bumi. Hal ini membuat tumbuhan menjadi aset penting bagi
keberlangsungan hidup di Bumi. Akan tetapi, aktivitas manusia semakin
mengurangi jumlah tumbuhan penyedia oksigen. Keadaan tersebut dapat
dilihat di kota-kota besar yang hampir tidak mempunyai ruang terbuka
hijau, luasnya tidak seberapa dibandingkan perumahan dan gedung-gedung
beton yang menjulang tinggi. Keberadaan ruang terbuka hijau kini semakin
dilupakan.
Yang termasuk ruang terbuka hijau itu di antaranya taman kota, hutan
kota, jalur hijau, halaman rumah, taman atap, kebun binatang, dll. Ruang
terbuka hijau berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air.
Daun-daun pepohonannya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya.
Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan “mengikat”
air yang jatuh sehingga menjadi cadangan air. Kawasan hijau juga
melepaskan anion (ion negatif) lebih besar ketimbang kawasan tanpa
pepohonan.
Berdasarkan data yang ada, konsentrasi anion terbesar bisa ditemukan
di hutan rimba atau air terjun, yakni sebesar 50.000 ion/cc udara.
Berikutnya di pegunungan dan pantai 5000 ion/cc, pinggiran kota dan
tempat terbuka 700 – 1.500 ion/cc, taman kota 400 – 600 ion/cc, jalur
hijau di dalam kota 100 – 200 ion/cc, perumahan dalam kota 40 – 50
ion/cc, dan yang terkecil di dalam ruang ber-AC yaitu 0 – 25 ion/cc.
Kandungan anion pada udara memiliki gaya elektromagnetik, yang
memudahkan pelekatan anion pada permukaan bakteri dan virus. Proses ini
menghasilkan aliran elektromagnetik yang dapat membunuh bakteri dan
virus, serta menekan pertumbuhan dan perkembangan bakteri seperti yang
terjadi pada proses sterilisasi.
Ion negatif yang terdapat di udara masuk ke tubuh kita melalui jalan
pernapasan dan pori-pori kulit. Di dalam tubuh, ion negatif itu akan
didistribusikan oleh aliran darah. Salah satu kemampuan yang dimilikinya
yaitu menguraikan asam laktat penyebab rasa lelah menjadi zat tak
berbahaya berupa air dan ion laktat. Dalam bentuk tersebut, asam laktat
akan lebih mudah dibawa ke tempat pembuangan akhir. Jika tidak dibuang,
rasa pegal akan terus terasa karena asam laktat terkurung dalam sel.
Ion negatif juga dapat meningkatkan kerja limpa menghasilkan
kekebalan tubuh. Dengan kemampuan tersebut, tubuh akan lebih mampu
menghadapi serangan virus. Manfaat lainnya yaitu mengurangi penyakit
pernapasan karena berfungsi mengaktifkan gerakan bulu getar hidung,
melebarkan saluran napas, menjaga peredaran darah normal, mengurangi
kecepatan pernapasan, serta menaikkan kemampuan menyerap dan
memanfaatkan oksigen. Oleh karena itulah, kita merasa segar dan damai
saat berada dekat air terjun maupun di daerah dengan banyak pepohonan
yang rindang.